Gowa Center. Pertemuan Apresiatif Kabupaten (PAK) merupakan sebuah metode perencanaan yang menggunakan kekuatan (asset) sebagai dasar merancang tujuan bersama. Pendekatan kekuatan dinilai lebih baik karena akan memberi daya hidup dalam mewujudkan mimpi bersama itu jika dibanding dengan pendekatan berbasis masalah (devisit).
PAK sebelumnya dikenal dengan District Citizen Engagement Plan (DCEP) di Sulawesi Selatan diperkenalkan oleh Australian Community Development and Civil Society Srengthening Shceme (ACCESS), sebuah program dari AusAID.
Pada tahun 2009 DCEP diterjemahkan dalam bahasa Indonesia dengan akronim PAK. Di kabupaten Gowa PAK pertama berlangsung pada bulan Oktober tahun 2009 di Mawang. Pertemuan yang dihadiri 30-an peserta telah menghasilkan visi bersama kabupaten yang dijabarkan melalui Agenda Bersama Kabupaten (ABK).
Sejak perencanaan awal itu, telah didesain review setiap tahun untuk mengetahui sejauh mana ABK berjalan untuk mewujudkan visi. Review juga diharapkan menjadi wadah menemukan, mengajak, dan melibatkan lebih banyak warga dan aktor yang melakukan perubahan di daerah.
Perayaan merupakan konstruksi impian dari desain PAK. Warga, pemerintah, aktivis pemberdayaan, penggerak LSM, akademisi, dll hadir dalam kegiatan yang lama mereka nantikan. Sebuah perayaan yang ditunggu karena berhasil melakukan sesuatu yang positif pada dirinya, komunitas, kampung, bahkan daerahnya. PAK juga ditunggu oleh insan-insan yang mau mencapai hal-hal luar biasa karena pertemuan itu bisa melipatkandakan energi bagi yang hadir sehingga bisa melakukan hal-hal positif baru yang lebih segar, kreatif, hingga inovatif.
Dua kali review PAK Gowa, belum ditemukan maknanya yang utuh. Ada hal mendasar yang perlu diretas oleh pihak yang terlibat dalam desain dan pelaksanaan kegiatan. Jika tidak, inti metode perencaan ini bisa kehilangan makna.*
Darmawan Denassa, Ketua LSM The Gowa Center.
PAK sebelumnya dikenal dengan District Citizen Engagement Plan (DCEP) di Sulawesi Selatan diperkenalkan oleh Australian Community Development and Civil Society Srengthening Shceme (ACCESS), sebuah program dari AusAID.
Staf The Gowa Center sedang mempersiapkan stand pame- ran di RPAK Gowa 2012. Foto: Mursal |
Pada tahun 2009 DCEP diterjemahkan dalam bahasa Indonesia dengan akronim PAK. Di kabupaten Gowa PAK pertama berlangsung pada bulan Oktober tahun 2009 di Mawang. Pertemuan yang dihadiri 30-an peserta telah menghasilkan visi bersama kabupaten yang dijabarkan melalui Agenda Bersama Kabupaten (ABK).
Sejak perencanaan awal itu, telah didesain review setiap tahun untuk mengetahui sejauh mana ABK berjalan untuk mewujudkan visi. Review juga diharapkan menjadi wadah menemukan, mengajak, dan melibatkan lebih banyak warga dan aktor yang melakukan perubahan di daerah.
Perayaan merupakan konstruksi impian dari desain PAK. Warga, pemerintah, aktivis pemberdayaan, penggerak LSM, akademisi, dll hadir dalam kegiatan yang lama mereka nantikan. Sebuah perayaan yang ditunggu karena berhasil melakukan sesuatu yang positif pada dirinya, komunitas, kampung, bahkan daerahnya. PAK juga ditunggu oleh insan-insan yang mau mencapai hal-hal luar biasa karena pertemuan itu bisa melipatkandakan energi bagi yang hadir sehingga bisa melakukan hal-hal positif baru yang lebih segar, kreatif, hingga inovatif.
Dua kali review PAK Gowa, belum ditemukan maknanya yang utuh. Ada hal mendasar yang perlu diretas oleh pihak yang terlibat dalam desain dan pelaksanaan kegiatan. Jika tidak, inti metode perencaan ini bisa kehilangan makna.*
Darmawan Denassa, Ketua LSM The Gowa Center.
0 komentar:
Posting Komentar